Home / Ekonomi / Top News

Rabu, 11 Juli 2018 - 18:19 WIB

AS Ancam Indonesia Soal Fasilitas Tarif Preferensial

Nasionalpos.com,jakarta -– Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut Pemerintah AS meminta Indonesia untuk menghilangkan hambatan tarif maupun non-tarif bagi produk eksporaya.  Jika tidak, maka fasilitas tarif preferensial (generalized system of preferences/GSP) bagi Indonesia tidak akan dilanjutkan.

“Jadi sudah surplus Indonesia besar, lalu masih ada hambatan. AS tidak mau ada hambatan ekspor mereka ke sini,” ujar Enggartiasto Lukita di Jakarta, Rabu (11/7/2018) seperti dilansir dari Antara.

Saat ini, kata Enggar, pemerintah Indonesia sedang menyiapkan tawaran bagi AS agar fasilitas GSP atau keringanan bea masuk bagi ekspor Indonesia itu bisa berlanjut.

Indonesia akan bertemu dengan Badan Kebijakan Perdagangan AS atau United States Trade Representative (USTR) di AS pada akhir Juli 2018 untuk membicarakan keberlanjutan fasilitas GSP.

Baca Juga  Inggris Pindahkan “Predator Seks” Reynhard Ke Penjara Khusus Penjahat Berbahaya

“Kita sedang persiapkan dari berbagai kementerian/lembaga agar fasilitas GSP itu kita tetap dapatkan,” ujar dia.

Jika GSP akhirnya dicabut oleh AS, neraca perdagangan Indonesia akan semakin tertekan. Dalam GSP tersebut, ada 3.546 tarif yang mendapat keringanan bea masuk dari AS.

Selama ini, menurut catatan pemerintah AS, GSP itu juga yang membuat Indonesia menikmati surplus neraca perdagangan hingga 14 miliar dolar AS.

Enggar mengatakan beberapa hal yang menjadi perhatian AS adalah hambataan untuk eskpor produk hortikultura dari AS ke Indonesia dan juga ekspor kacang kedelai.

Baca Juga  Lakespra dr. Saryanto berikan Vaksinasi Massal untuk Masyarakat DKI Jakarta

“Mereka concern hortikultura misalnya, tapi sebenarnya itu kan akan kita cabut, karena sejalan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO),” ujarnya.

“Kemudian, jangan dibuat ada hambatan non tarif yang dikenakan seperti misalnya untuk kedelai AS,” tambah Mendag.

AS, negara raksasa ekonomi terbesar di dunia, sedang mengevaluasi fasilitas GSP yang mereka berikan terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Evaluasi ini merupakan permintaan Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan surplus perdagangan yang terus dinikmati Indonesia.

Trump dikabarkan akan memutuskan mengenai keberlanjutan GSP ini pada November 2018. (den)

 

Share :

Baca Juga

Nasional

Anies : Jakarta Jangan Takut,GL Pro Harus Bantu Rakyat

Top News

Yonmarhanlan IV Resmi Menduduki Kota Batam

Ekonomi

Pasokan dan Harga 12 Pangan Pokok di Aceh Aman Hingga Lebaran

Top News

KPK Minta TB Hasanuddin dan Anton Charliyan Segera Laporkan kekayaan

Headline

Empat Nama Ini Diduga Terlibat Kasus Joko Tjandra

Ekonomi

Kemenparekraf Kolaborasi dengan Stakeholders Pariwisata Perkuat Rantai Pasok di Danau Toba

Top News

Usai Kedatangan Bus Migran, Walikota Washington Umumkan Keadaan Darurat

Headline

Poros Rawamangun Pertanyakan Perusahaan IT Dapat PO Pengadaan Bansos Covid-19 DKI