NasionalPos.com, Pandeglang, Banten- Musim libur Lebaran Idulfitri 2024, mungkin menjadi salah satu liburan terpadat di Kawasan Pantai Carita, Pandeglang setelah pandemi Covid-19. Sejak satu hari setelah lebaran, kawasan eksotis ini sudah dipadati ribuan wisatawan dari berbagai daerah.
Sampai hari ketiga pascaLebaran, hampir tidak ada ruang nganggur atau tidak terisi di sepanjang Carita. Berbagai titik pantai di kawasan ini sudah dipenuhi wisatawan sejak pagi hari.
Di balik eksotisme Pantai Carita, ada satu spot tidak boleh dilewatkan bila berkunjung ke sini, yaitu wisata Keramba Konservasi. Destinasi di Desa Sukarame, Pandeglang, Banten, ini, mengajak wisatawan menikmati laut di atas keramba apung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikelola Kelompok Konservasi Alam Bawah Laut (KABL), objek wisata ini menawarkan sensasi berwisata yang berbeda. Selain bisa menikmati laut lepas di atas keramba apung, wisatawan juga bisa merasakan keindahan bawah laut Carita.
Melalui snorkeling, pengunjung bisa memberi makan banyak ikan nemo yang cantik menggemaskan. Selain itu, wistawan juga bisa belajar transplantasi terumbu karang.
Ketua Kelompok KABL Arip menyatajan, di musim libur Lebaran kali ini menerima banyak kunjungan wisatawan ingin menikmati berenang di tengah laut. Sebagian besar mereka adalah wisatawan berasal dari pantai umum di sekitar Keramba Konservasi.
“Wisata di keramba sendiri itu rata-rata yang ada di (Pantai) Lagundi, Pasir Putih, atau Karangsari. Mereka dihantar melalui Banana Boat, kegiatannya snorkeling atau hanya selfie atau sekadar kasih makan ikan,” katanya, Minggu (14/4/2024).
Arip menyebut, ada tiga keramba apung disediakan dengan masing-masing ukuran 7×6 meter sebanyak 2 unit dan 1 unit berukuran 5×5 meter. Setiap hari sejak H+1 Lebaran, ketiga keramba apung itu selalu dipenuhi wisatawan, rerata mencapai 1.000 orang.
“Aktivitas wisata tidak dibatasi, tapi ketika memang full kita tidak menerima, gitu. Dari catatan kami, minimal 1.000 per hari,” ucap Arip.
Untuk menikmati wisata keramba apung ini, wisatawan dikenakan tarif sebesar Rp15.000, dengan ketentuan satu kelompok berisi tujuh orang. Biaya yang didapat itu, nantinya digunakan kembali untuk kegiatan konservasi ekosistem bawah laut.
Arip menyebut, sampai H+3 lebaran tahun ini, animo wisatawan berkunjung ke Keramba Konservasi lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa minat wisatawan mengetahui konservasi alam bawah laut Carita sudah lebih besar.
Meski begitu, ia menyadari, belum seluruh wisatawan berkunjung ke keramba apung memiliki kepedulian terhadap konservasi alam bawah laut. Diperkirakan dari 1.000 kunjungan per hari, 40 persen di antaranya tertarik dengan alam bawah laut Carita dengan snorkeling.
“Sisanya banyak yang hanya ingin selfie, berenang biasa. Ada juga melihat ikan dari atas,” ucap Arip.