Home / Top News

Rabu, 14 Maret 2018 - 20:17 WIB

DPR Protes Istilah “Muslim” Dalam Kasus Hoaks Yang Ditangani Polri

Nasionalpos.com, Jakarta – Sejumlah Anggota DPR memprotes penggunaan nama agama tertentu dalam kasus yang ditangani Polri. Hal itu terkait kasus kelompok penyebar hoaks mengaku bernama Muslim Cyber Army (MCA).

Seperti dilontrkan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Almuzamil Yusuf dalam rapat kerja Komisi III dengan Kapolri di DPR, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

“Akan lebih arif dan bijaksana bila dalam konteks tindakan pidana hoaks tidak mengunakan termonologi agama tertentu,” tandas Almuzamil

Untuk itu, ia meminta agar Polri tidak perlu menyebutkan agama tertentu berkaitan kasus yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Sebab, seluruh umat agama yang disebutkan pasti tersinggung. padahal tidak satupun agama yang membenarkan menyebarkan berita bohong.

Senada dengan itu, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Hasrul Aswar yang meminta Polri tidak mudah menggunakan istilah Muslim dalam penyebutan kasus oleh kelompok yang diduga terlibat.  “Kami minta agar jangan ditarik ke mana-mana, Muslim Cyber Armi itu ada nggak? Kalau nggak ada, siapa itu yang mengatasnamakan muslim. Saya muslim lho. itu sangat genaralisasi.  MCA berat itu Pak istilah-istilah itu,” protes Hasrul.

Baca Juga  Kim Jong-un Hukum Daerah Picu Kerusakan Akibta Terjangan Topan Maysak

Sementara anggota Komisi III DPR dari Fraksi PAN Daeng Muhammad menegaskan dalan kasus MCA menyatakan seharusnya polisi tidak mudah menerima informasi yang mengaitkan kelompok penyebar hoaks tersebut berafiliasi dengan muslim. Karena terkesan menyudutkan Umat Muslim.

Di sisi lain, Daeng menilai Polri yang terkesan tebang pilih dalam penegakkan hukum berkaitan penanganan kasus hoaks, karena hanya ditujukan kepada kelompok Muslim saha. Namun. Polri terkesan tak berdaya ketika berhadapan dengan kelompok non Muslim.

Baca Juga  Kapolri Lantik Sejumlah Pati dan Kapolda

Menanggapinya, Kapolri Jendral Tito Karnavian mengaku istilah MCA itu muncul dari penamaan kelompoknya. “Kelompok ini menyebut diri mereka seperti itu. Jadi bukan bahasa dari Polri,” jawab Tito.

Namun, Tito tak memungkiri istilah MCA itu sudah mendapat kritik dari berbagai pihak. Bahkan menimbulkan ketidaknyamanan dari kelompok Muslim yang mayoritas.

“Bagi kami dan muslim memang tidak nyaman. Sesuai ajaran Islam menyebar hoaks tidak sesuai Islam. Apa mau dikata, kata itu dipakai untuk menarik perhatian. Karenanya, arahan saya istilah MCA tidak usah dijabarkan,” terangnya. [ ]

Share :

Baca Juga

Headline

Update Data Corona (12/8/2020) Korban Jumlah Pasien Positif 130.718 Orang dan Meninggal 5.903 Orang

Headline

Di China, Warga Punya Anak Diberi Ratusan Juta

Headline

Presiden : Pramono Edhie Wibowo Prajurit TNI Sangat Baik

Headline

Presiden : Suhu Tinggi Perpendek Usia Covid-19

Headline

Usai Dilantik, Biden Gelar Kapal Induk di Laut China Selatan

Headline

DPR Dianggap Cepat Merespon RUU Omnibus Law Yang Ditolak Masyarakat

Headline

Update Data Corona (28/8/2020) Korban Jumlah Pasien Positif 162.884 Orang dan Meninggal 7.064 Orang

Nasional

Presiden GL Pro 08 Tuding Walikota dan Kepala Dinas Minim Etika