Home / Politik / Top News

Kamis, 2 Februari 2017 - 18:50 WIB

Jokowi “Ogah” Tanggungjawab Soal Penyadapan Telepon SBY

Jokowi

Jokowi

JAKARTA, NasionalPosPresiden Joko Widodo (Jokowi) menolak bertanggungjawab atas dugaan penyadapan telepon Presiden RI ke-6 Susio Bambang Yudhoyono (SBY).

“Lha, yang bicara itu kan pengacara. Kok barangnya dikirim ke saya. Ya enggak ada hubungannya dong,” ujar Jokowi sambil tertawa di Jakarta Convention Center, Kamis (2/2/2017).

Jawaban Jokowi itu menanggapi pernyataan SBY mengenai dugaan penyadapan percakapannya dengan Rais Am Syuriah (Dewan Penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Ketua Majeslis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin.

Menurut Jokowi dugaan penyadapan tersebut muncul dalam sidang penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Karena itu ia meminta masalah ini dikonfirmasi kepada pihak yang memunculkan kabar tersebut.

“Kalau soal isu pengadilan tanyakan ke sana. Jangan barangnya dibawa ke saya,” tukasnya.

Baca Juga  Jokowi Dapat Pelajaran Selama Pandemi Covid-19

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017), SBY berharap Presiden Jokowi dapat menjelaskan alasan jika benar penyadapan tersebut terjadi.

Alasannya, penjelasan Presiden Jokowi  diperlukan karena Kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang berada di bawah presiden harus bertanggung jawab apabila terjadi penyadapan ilegal.

Selain itu, lanjut SBY, penjelasan Jokowi diperlukan karena ia bingung selaku mantan Presiden yang mendapat pengamanan ekstra dari Paspampres, masih bisa mudah disadap.

“Jadi kami mohonkan betul penjelasan Bapak Presiden karena ucapan di depan persidangan itu memiliki kekuatan dan keabsahan tersendiri,” harap SBY.

Seperti diberitakan, kuasa hukum Ahok mengajukan sejumlah pertanyaan kepada KH. Ma’ruf Amin (Ketua MUI) sebagai saksi. Kuasa Hukum Ahok menanyakan hubungan Ma’ruf dengan SBY.

Baca Juga  100 Ribu Lebih Kendaraan Masuk Jakarta Usai Tahun Baru

Humphrey Djemat, kuasa hukum Ahok, menanyakan soal pertemuan Ma’ruf dengan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di kantor PB NU pada 7 Oktober 2016.

Ma’ruf pun tak menyangkal pertemuan itu. Namun dia membantah bila disebut memberi dukungan. Ma’ruf yang menjabat sebagai Rais Aam PBNU, menyatakan NU tidak mendukung salah satu calon.

Tak sampai disitu, Humphrey kembali menanyakan adanya percakapan Ma’ruf dengan SBY melalui telepon, tepat sehari sebelum pertemuan itu.

Humphrey lantas meminta penjelasan pada Ma’ruf soal adanya permintaan SBY agar menerima kunjungan anaknya, Agus, di kantor PBNU dan meminta agar dibuatkan fatwa mengenai penistaan agama. Namun, Ma’ruf membantahnya. (rid)

 

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Mulai Tahun Depan, Penerima LPG 3 Kg Berbasis DTKS

Ekonomi

Jelang Idul Fitri, Pasokan Cabai dan Bawang Merah Cukup, Harga Terpantau Stabil

Headline

DPRD DKI Gelar Rapat Paripurna Pemandangan Umum Fraksi Terhadap P2APBD 2022

Ekonomi

Politisi PDIP Desak Bapanas Segera Bereskan Carut-Marut Pangan Nasional

Ekonomi

OJK : Perbankan Lakukan Restrukturisasi Kredit Hingga Rp517,2 Triliun

Top News

Dua Tahun Terhenti, Kejurnas Judo Kasad Cup kembali Digelar

Headline

Di Bundaran HI Warga Sambut Kick Off Keketuaan ASEAN 2023

Headline

Dianggap Rentan Timbulkan Konflik Baru, Perpres & Kepres Penanganan HAM Berat Masa Lalu Non Yudicial, Bakal Digugat