NasionalPos.com, Jakarta – Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia menegaskan seharusnya negara hadir di Perairan Natuna yang menjadi wilayah kedaulatan Indonesia. Sebab, Indonesia seharusnya tak hanya mengklaim memiliki wilayah perairan Natuna atau Laut China Selatan.
Menurut Aan, klaim itu akan sia-sia jika tak dibarengi aksi nyata berupa kehadiran simbol negara di wilayah tersebut. kehadiran itu bisa diwakili aparat pemerintah maupun nelayan sebagai simbol negara.
Apalagi, selama ini wilayah Laut China Selatan atau di Perairan Natuna menjadi arena perebutan kedaulatan antarnegara. “Kita harus hadir di sana. Jadi simbol-simbol negara harus hadir di sana. Simbol-simbol negara ini apa? Baik itu aparat maupun di sini nelayan-nelayan kita,” kata Aan di Jakarta, Jumat (26/6/2020) malam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aan mengungkapkan, selama ini simbol negara dari unsur pemerintah yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI dan Bakamla kerap hadir di wilayah sengketa itu. Meski begitu, kehadiaran simbol negara Indonesia masih terbilang minim, jika dibandingkan negara lain.
“Contohnya, Vietnam kita sudah kalah dua langkah di sini dengan Vietnam. Vietnam bisa hadir terus menerus di sana dengan kehadiran coast guard-nya maupun kapal-kapal pemerintahnya serta kapal-kapal nelayan,” kata dia.
Sementara, nelayan Indonesia justru sangat minim kehadiarannya di Natuna. Pemerintah pernah memfasilitasi dan memberangkatkan nelayan dari Pantura yang memiliki bobot kapal hingga 150 gross tone (GT). Namun tak sampai satu bulan para nelayan ini meminta segera dipulangkan.
Karena itu, persoalan ini harus segera dibicarakan bersama agar tak ada lagi klaim wilayah dari negara lain, sementara Indonesia tak hadir di wilayah itu. Para nelayan juga mesti dibekali jiwa nasionalisme agar tak hanya berpikir pada keuntungan ekonomi, tetapi ikut menjaga kedaulatan wilayah negaranya. (*)