Komite Nasional Gerakan Budaya dan Jatidiri Bangsa Pertahankan Pancasila

- Editor

Rabu, 20 Desember 2017 - 17:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto dari kiri : Ade Nur Priyatna (Akademisi), Wawan Ruswandi (Artis), Hendry Yatna (Ketum Paguyuban Bumi Pasundan), Tora Kundera (Seniman Jalanan)

Foto dari kiri : Ade Nur Priyatna (Akademisi), Wawan Ruswandi (Artis), Hendry Yatna (Ketum Paguyuban Bumi Pasundan), Tora Kundera (Seniman Jalanan)

Jakarta, Nasionalpos.com – Fenomena tumbuh dan berkembangya paham-paham seperti komunisme, sosiaslisme, liberalisme, kapitalisme dan teologisme ditengah-tengah masyarakat Indonesia adalah sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan. Kini paham-paham tersebut jelas menjaadi ancaman serius bagi ideologi Pancasila.

Berangkat dari keprihatinan tumbuhnya paham yang bertentangan dengan ideologi negara itulah, Komite Nasional Gerakan Budaya Dan Jatidiri Bangsa menggelar acara “Refleksi Ideologis Akhir Tahun” yang dilaksanakan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat pada Rabu (20/12/2017).

Turut hadir dalam acara itu adalah Ade Nur Priyatna (akademisi), Wawan Ruswandi (Seniman/artis), Hendry Yatna (Ketum Paguyuban Bumi Pasundan), Tora Kundera (Seniman Jalanan).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hendry yang juga Ketua Presidium Komite Nasional Gerakan Budaya dan Jatidiri Bangsa, menilai Pancasila sebagai dasar negara kita sudah sangat sempurna untuk menjadi pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia, sebagai sebuah bangsa yang sejatinya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kemusyawarahan dan keadilan, seharusnya menjadi sebuah bangsa yang sejahtera, mandiri, damai dan sentosa.

“Namun, di sisi lain muncul fenomena tumbuh dan berkembangya paham-paham seperti komunisme, sosiaslisme, liberalisme, kapitalisme dan teologisme ditengah-tengah masyarakat yang tidak terbantahkan,” jelasnya,

Baca Juga :   Fredrich Yunadi akhirnya Divonis 7 Tahun Penjara

Menurutnya, paham-paham tersebut tidak hanya menjadi sebuah kajian ataupun kekayaan ilmu yang dimiliki oleh masyarakat, tetapi sudah menjadi sebuah pergerakan berbahaya yang bertujuan menggeser ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila.

“Bahwa paham-paham tersebut masuk kedalam kehidupan masyarakat Indonesia dengan merusak budaya dan jatidiri bangsa Indonesia yang sesunguhnya, pergerakan paham tersebut menggunakan pola gerakan radikal dengan meniadakan rasa kemanusian untuk mencapai tujuannya,” bebernya.

Untuk itu, perlu adanya sebuah perlawanan berupa gerakan yang dilakukan oleh seluruh elemen Masyarakat Indonesia. Masyarakat bersatu membangun perlawanan terhadap paham-paham yang ingin dan telah merusak budaya dan jatidiri bangsa agar bisa mengembalikan identitas bangsa.

Sebab, Pancasila telah menjadi ideologi bangsa, yang digali oleh para pendiri bangsa ini dari nilai-nilai yang telah ada dalam sendi kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad lamanya. Nilai tersebut telah menjadi budaya dan jatidiri bangsa, namun kini mulai memudar.

Baca Juga :   PBB Inisiasi Poros Islam - Nasionalis Baru Untuk Rebut Kemenangan di Pilpres 2019

Terkait dengan gerakan mengembalikan jatidiri bangsa berdasarkan Pancasila itu, maka pihaknya akan melakukan sebuah gerakan nasional pengembalian budaya dan jatidiri bangsa yang terstruktur, sistematis dan masif, sehingga sebuah tatanan masyarakat yang Pancasilais dapat terwujud ditanah air tercinta ini.

Pada kesempatan itu, Hendry juga menyinggung soal isu internasional yang juga bertentangan dengan amanat UUD 1945, yakni sikap Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengklaim Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Menurutnya, pernyataan sikap AS melalui Presiden Donald Trump itu jelas melanggar Hak Asasi Manusia dan hukum internasional. Karena itu, phaknya meminta agar AS menarik kembali sikapnya dan mengakui Yerusalem sebagai bagian dari Negara Palestina.

“Dan demi rasa kemanusiaan, demi rasa keadilan, serta demi amanat UUD ’45, bahwa penjajahan diatas muka bumi harus dihapuskan, maka kami turut mendukung Deklarasi KTT OKI di Istambul yang dihadiri oleh 57 negara, termaksud Negara Indonesia yang dengan tegas menyatakan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Negara Palestina,” pungkas Hendry.   []

 

Berita Terkait

Operasi SAR Banjir Bandang Humbang Hasundutan Diperpanjang Tiga Hari
Tingkatkan Wawasan Kebangsaan, Pertikawan Regional Jawa 2023 Resmi Dibuka
Produk UMKM Pilihan Meriahkan Discover Jakarta Showcase di Hotel Borobudur
Menhan Prabowo Beri Santunan Kepada Korban Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumbar
Sunatan Massal di Gambir di Ikuti 50 Anak
Resmi Dilantik Presiden, Irjen Pol Marthinus Hukom Jabat Kepala BNN
Pemprov DKI Jakarta Raih Dua Penghargaan Pembangunan Zona Integritas dari Kementerian PAN-RB
5 Pemain MU yang pernah Dipuji Pep Guardiola, Bagaimana Nasibnya Kini?
Berita ini 1,273 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 10 Desember 2023 - 18:43 WIB

Operasi SAR Banjir Bandang Humbang Hasundutan Diperpanjang Tiga Hari

Sabtu, 9 Desember 2023 - 22:11 WIB

Bagi Pejabat Negara Yang Menjadi Kontestan Pemilu, Makna Cuti Harus Jelas,Tegas dan Berkeadilan

Sabtu, 9 Desember 2023 - 20:28 WIB

Polisi Terus Dalami Motif Kasus Pembunuhan Jagakarsa

Sabtu, 9 Desember 2023 - 18:49 WIB

Menhan Prabowo Beri Santunan Kepada Korban Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumbar

Jumat, 8 Desember 2023 - 20:31 WIB

Pemprov DKI Jakarta Raih Dua Penghargaan Pembangunan Zona Integritas dari Kementerian PAN-RB

Jumat, 8 Desember 2023 - 19:09 WIB

Hujan Air Disertai Abu Vulkanik Terjadi di Boyolali dan Magelang

Jumat, 8 Desember 2023 - 18:57 WIB

Lima Bendungan Ini Selesai dan Siap Diresmikan di Awal 2024

Rabu, 6 Desember 2023 - 22:14 WIB

Sarlin Calon Kuat Koorpresnas BEM PTMAI di Silatnas 2023-2024

Berita Terbaru

Headline

Polisi Terus Dalami Motif Kasus Pembunuhan Jagakarsa

Sabtu, 9 Des 2023 - 20:28 WIB