Nasionalpos.com, Jakarta – Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate mengingatkan partai koalisi pendukung Jokowi – Ma’ruf Amin agar tidak mengulang insiden saat akan mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) Jokowi. Karena itu, partai koalisi harus berhati-hati menentukan sosok Ketua tim pemenangan.
“Hati-hatilah nanti seperti cawapres itu bisa bocor. Makanya semua harus sabar dan Jangan sampai sebelumnya kita berspekulasi dan mengatur struktur dan personalianya,” kata Johnny kepada wartawan di DPP Partai Nasdem, Rabu (15/8).
Menurutnya, sembilan parpol koalisi saat ini sudah sepakat keputusan akhir siapa nama ketua tim pemenangan diserahkan ke capres Joko Widodo. “Pak Jokowi meminta tim yang berkualitas. Sebentar lagi mungkin pak Jokowi akan menunjuk ketua tim pemenangan. Jadi sabarlah, kita tunggu saja,” ujarnya.
Bila sudah diputuskan, nantinya Jokowi akan mengumumkan surat keputusan tim kampanye nasional yang ditandatangani oleh pasangan calon.
Meski begitu, Johnny meminta perlunya transparansi, keterbukaan informasi, dan komunikasi publik. Karena tim juga akan membuka informasi itu, menyampaikan kepada publik agar mengikuti perkembangan proses pembentukan tim ini.
Sebelumnya, Mahfud MD yang sempat dijanjikan menjadi cawapres pendamping Jokowi mengungkapkan adanya intrik pada saat terakhir sehingga Jokowi memutuskan memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya.
Dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang disiarkan secara langsung oleh TV One, Selasa (15/8/2018), Mahfud mengungkapkan dirinya batal menjadi cawapres diwarnai dengan ancaman bahwa NU tidak bertanggung jawab apabila bukan kader NU yang menjadi cawapres Jokowi.
Menurutnyam informasi ini didapat oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat keduanya melakukan pertemuan.
Saat bertemu dengan Cak Imin, Mahfud diberi tahu justru Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin yang menyampaikan ancaman jika NU bakal lepas tangan jika kader NU tak menjadi cawapres Jokowi.
“Ppernyataan (ancaman) itu yang menyuruh itu kiai Ma’ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma’ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya. Terus saya tanya gimana main ancam-ancam? ‘Itu yang nyuruh kiai Ma’ruf’,” ujar Mahfud.
Mahfud melanjutkan, satu hari sebelum pengumuman cawapres oleh Jokowi, terjadi pertemuan antara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Ma’ruf Amin dan Cak Imin di Kantor PBNU. Pertemuan itu membahas cawapres.
Pertemuan digelar usai ketiganya dipanggil secara terpisah ke Istana oleh Jokowi yang meminta masukan sosok cawapres. Saat itulah, mereka marah karena ketiganya tidak disinggung sebagai cawzpres oleh Jokowi. Jokowi tak menyebut satu pun dari mereka bertiga sebagai capres.
“Tiga orang ini berkesimpulan bahwa mereka bukan calonnya karena waktu dipanggil tak disebut ‘calon’. Lalu mereka sepertinya marah membahas,” tutur Mahfud.
Dari situlah ancaman itu keluar. Ancaman bahwa NU tidak bertanggungjawab secara moral terhadap pemerintahan jika bukan kader NU yang menjadi cawapres.
“Kemudian Kiai Ma’ruf ‘Kalau begitu kita nyatakan kita tak bertanggungjawab secara moral atas pemerintahan ini kalau bukan kader NU yang diambil. Ini kata Muhaimin,” kata Ma’ruf. []