Nasionalpos.com,Bogor – Penduduk lanjut usia (Lansia) di Indonesia berdasarkan data Susenas 2017, sebesar 23,4 juta jiwa (8,97 persen) dari populasi penduduk. Meningkatnya penduduk lansia membawa konsekuensi tersendiri terhadap pembangunan nasional.
Dalam aspek kesehatan berupa menurunnya kemampuan fisik dan mental yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan. Aspek ekonomi berupa menurunnya produktivitas kerja, terbatasnya kesempatan kerja sehingga hampir separuh Lansia berada pada kondisi perkenomian rendah/miskin.
Aspek lingkungan keluarga berupa belum adanya kepedulian lingkungan keluarga terlihat adanya kasus penelantaran pada Lansia. Aspek perlindungan sosial berupa belum adanya jaminan atau perlindungan sosial terhadap Lansia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Oleh sebab itu perlu dilakukan sinergitas antara pengelola program kelanjutusiaan dalam rangka peningkatan kualitas, kepedulian dan penghargaan peran serta kedudukan lansia dalam keluarga maupun masyarakat.
Perhatian pemerintah terhadap kehidupan para lansia Indonesia sudah dilakukan sejak masa Orde Lama melalui UU No 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Kemudian, seiring berjalannya waktu kebijakan tersebut dirasa kurang sesuai dengan kondisi lansia Indonesia pada periode 1990-an.
Oleh karena itu, Undang-undang yang telah terbentuk sebelumnya dicabut dan diganti dengan UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Di masa Orde Baru tersebut juga (tahun 1996) mulai dicetuskannya Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang diperingati setiap tanggal 29 Mei sebagai bentuk penghargaan terhadap keberadaan kaum lansia Indonesia.
Peringatan HLUN merupakan kegiatan yang sangat strategis sehingga diharapkan dapat berimplikasi terhadap peningkatan kualitas hidup lansia.
Atas dasar itu maka Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia (Dithanlan) BKKBN menyelenggarakan Seminar Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional 2019, di Botanu Squerr IPB Bogor (Jawa Barat), Jumat (3/5).
Seminar bertema ‘Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat’ dengan subtema ‘Wujudkan Lansia Tangguh Sehat, Aktif, Produktif dan Berkualitas.
Dalam kegiatan ini dimeriahkan artis Dewi Yull yang ‘manggung’ dengan menampilkan’Melodi Nostalgia’.
“Usia berapa kita bersatus lanjut usia?” tanyanya.
Peserta yang berjumlah 200 orang pun menjawab,”6o tahuuunn.”
”Kalau begitu, setahun lagi saya sudah menjadi lansia,” sahutnya yang disambut tepuk tangan meriah dari peserta.
Selain itu, para ’mahasiswa’ lansia dari Sosial Club Indonesia menampilkan opera Gerak dan Tari. Usia mereka antara 73-95 tahun. (*)