JAKARTA, NasionalPos – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kabar penyadapan teleponnya sudah lama didengar. Namun, hingga kini SBY masih bingung apa alasan penyadapan itu.
“Pada awal September setelah kembali dari Jawa Tengah dan Jawa Barat diberitahukan Pak SBY hati-hati ada informasi telepon Bapak dan anggota tim lain disadap,” ujar SBY saat memberikan keterangan pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Terakhir, sekitar sebulan lalu, SBY juga mendapat informasi sahabatnya tak berani meneleponnya. Karena dingatkan dari orang di lingkar kekuasan hati-hati telepon telah disadap. Makanya, kalau SBY mau berbicara terpaksa melalui utusan atau caraka.
“Tapi saya masih belum yakin salah saya apa,” tuturnya.
SBY menambahkan, jika betul teleponnya disadap, maka segala pembicaraan kegiatan strategi atau mungkin rencananya akan diketahui mereka yang tak punyak hak. Hal ini jelas tidak adil.
SBY lantas menyamakan penyadapan teleponnya ini dengan skandal Watergate, yang membuat Presiden Amerika Serikat Richard Nixon akhirnya jatuh akibat menyadap lawan politiknya.
“Pada 1972, kubu Nixon menyadap kubu lawan politik yang juga sedang dalam masa kampanye presiden. Nixon terpilih, tapi terbongkar, ada penyadapan, taping, spying, sehingga Nixon mundur, karena kalau tidak, ia akan di-impeach,” tutur SBY.
Seperti diberitakan, kuasa hukum Ahok mengajukan sejumlah pertanyaan kepada KH. Ma’ruf Amin (Ketua MUI) sebagai saksi. Kuasa Hukum Ahok menanyakan hubungan Ma’ruf dengan SBY.
Humphrey Djemat, kuasa hukum Ahok, menanyakan soal pertemuan Ma’ruf dengan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di kantor PB NU pada 7 Oktober 2016.
Ma’ruf pun tak menyangkal pertemuan itu. Namun dia membantah bila disebut memberi dukungan. Ma’ruf yang menjabat sebagai Rais Aam PBNU, menyatakan NU tidak mendukung salah satu calon.
Tak sampai disitu, Humphrey kembali menanyakan adanya percakapan Ma’ruf dengan SBY melalui telepon, tepat sehari sebelum pertemuan itu.
Humphrey lantas meminta penjelasan pada Ma’ruf soal adanya permintaan SBY agar menerima kunjungan anaknya, Agus, di kantor PBNU dan meminta agar dibuatkan fatwa mengenai penistaan agama. Namun, Ma’ruf membantahnya. (rid)