Nasionalpos.com, Jakarta –  Telur ayam ras menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi Juli 2018, disusul oleh daging ayam ras dan bahan bakar minyak (BBM).

“Inflasi Juli paling besar disumbang oleh telur ayam ras. Kenaikan selama sebulan terakhir memberikan andil terhadap inflasi 0,08 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Selain telur ayam, lanjut Suhariyanto, daging ayam ras juga memberikan andil terhadap inflasi Juli 2018 sebesar 0,07 persen diikuti cabe rawit 0,03 persen, kacang panjang 0,02 persen, dan bayam, jengkol, kangkung, tomat sayur, jeruk, dan tomat buah masing-masing sebesar 0,01 persen.

Untuk bahan makanan yang mengalami deflasi seperti bawang merah 0,05 persen, cabai merah 0,02 persen, daging sapi dan ikan segar juga menahan inflasi dan menyumbang deflasi masing-masing 0,01 persen.

Sementara, dari kelompok non makanan yang penyumbang inflasi yaitu BBM sebesar 0,06 persen dan tarif pulsa ponsel sebesar 0,04 persen, uang sekolah SD dan uang sekolah SMA masing-masing sebesar 0,02 persen, dan uang sekolah SMP sebesar 0,01 persen.

Penyebab inflasi lainnya adalah kenaikan tarif sewa rumah dan upah pembantu rumah tangga yang masing-masing menyumbang sebesar 0,01 persen. Kemudiann ada juga, ketupat atau lontong sayur, mie, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.

Menurutnya, pada Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen. Dari 82 kota, 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,47 persen dan terendah terjadi di Depok, Banyuwangi, dan Surabaya masing-masing sebesar 0,03 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari?Juli) 2018 sebesar 2,18 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 3,18 persen.

Komponen inti pada Juli 2018 mengalami inflasi sebesar 0,41 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari? Juli) 2018 mengalami inflasi sebesar 1,78 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 2,87 persen. (dito)