NasionalPos.com, Jakarta – Amerika Serikat kemungkinan bakal menambah stok bom nuklir di Inggris. Informasi ini muncul setelah Washington memutuskan meningkatkan fasilitas bungker militer mereka di Inggris.
Sebagaimana dilansir The Guardian, peningkatan fasilitas itu dilakukan demi menyimpan senjata nuklir AS, termasuk bom nuklir.
Dugaan ini muncul setelah dokumen anggaran pertahanan AS menyatakan, mereka tengah menyelesaikan program investasi infrastruktur 13 tahun bernilai US$384 juta (Rp5,5 triliun) di lokasi penyimpanan di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, Inggris, dan Turki, untuk meningkatkan kebijakan keamanan, sistem komunikasi, dan fasilitas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika (FAS), Hans Kristensen, mengatakan ia percaya bunker militer Inggris tengah ditingkatkan. Fasilitas itu berada di pangkalan militer AS di RAF Lakenheath yang berjarak 100 kilometer dari London.
Menurut FAS, RAF Lakenheath memiliki 33 gudang penyimpanan bawah tanah dan menjadi tempat 110 bom B61 pada 1990-an.
Namun, Washington menarik amunisi B61 mereka dari Lakenheath pada 2008 untuk mengakhiri penempatan nuklir AS di Inggris. Penarikan ini juga membuat gudang penyimpanan itu ditutup.
Meski sempat ditutup, Kristensen menilai bunker tersebut tengah ditingkat untuk memasok bom B61, jika diperlukan.
Selain Inggris, sebanyak 100 bom nuklir B61 diprediksi bakal diberikan ke Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Tak hanya itu, kabar ini muncul kala Rusia terus membombardir Ukraina. Invasi Rusia menjadi salah satu faktor AS kembali memasok bom B61 dengan seri baru B61-12, yang kabarnya bakal diproduksi secara penuh pada Mei.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Inggris tidak merespons kabar mengenai peningkatan fasilitas dalam anggaran pertahanan AS tersebut.
“Kami tidak memberikan apa pun tentang ini, karena itu berkaitan dengan penyimpanan senjata nuklir,” ujar salah satu pejabat Inggris kepada The Guardian.
Sementara itu, Daryl Kimball, direktur eksekutif dari Asosiasi Kontrol Senjata, menilai peningkatan fasilitas penyimpanan Inggris ini merupakan tanda awal bahwa AS dan NATO bersiap terlibat dalam kebuntuan yang berlarut-larut dengan Rusia.
“Administrasi juga harus memberikan kejelasan terkait kebutuhan militer dan tujuan pengembalian senjata nuklir ke Inggris,” tutur Kimball. (CNN Indonesia.com)