NasionalPos.com, Jakarta- Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepanjang perdagangan hari ini, Jumat (26/4/2024). Dalam penutupan perdagangan sore ini, rupiah melemah 22 poin (0,14 persen) ke posisi Rp16.210 per dolar AS.
Pelemahan rupiah disebabkan karena sentimen negatif pasar melihat data Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat. Pada Triwulan I-2024, PDB AS hanya tumbuh 1,6 persen, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 2,4 persen.
“Sedangkan inflasi dari indeks harga pengeluaran pribadi (PCE) inti, naik menjadi 3,7 persen. Kenaikannya juga melampaui perkiraan sebesar 3,4 persen,” kata Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi dalam analisisnya, Jumat (26/4/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data PCE dan PCE Inti, menurut Ibrahim, digunakan The Fed dalam mengukur perilaku harga. Secara keseluruhan, inflasi AS hingga saat ini masih berada di atas target sebesar dua persen.
Pasar kini sedang menunggu hasil pertemuan rutin Bank of Japan (BoJ) di tengah melemahnya mata uang Yen. Pelaku pasar memperkirakan keputusan BoJ tidak akan cuku hawakish (ketat) untuk mendorong penguatan mata uangnya.
Di sisi lain, ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga di September turun dari 70 persen menjadi 50 persen. Para pelaku pasar memprediksi The Fed baru akan menurunkan suku bunganya di November 2024.
Dari dalam negeri, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja APBN untuk Triwulan I-2024. Dari keseluruhan postur APBN masih membukukan surplus Rp8,1 triliun, sedangan keseimbangan primer surplus Rp122,1 triliun.
Menkeu juga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk Triwulan I-2024 masih di atas 5 persen. Yakni sekitar 5,17 persen yang diharapkan dapat memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar.