NasionalPos.com, Jakarta– Semakin merebaknya penyakit mulut dan kuku yang menjangkiti ternak hewan, terutama yang berada di kawasan wilayah Pulau Jawa, memicu terjadinya polemic di masyarakat, terutama di kalangan peternak, kondisi ini kemudian di respon oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini, dengan mengatakan bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit sejumlah hewan tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, perlu langkah strategis untuk bisa melokalisir wabah tersebut, mengingat penyebarannya yang sangat mudah dan cepat.
” Kita punya pengalaman buruk terkena wabah PMK dan triliun bahkan kerugiannya sangat besar, .bertahun-tahun sebenarnya Indonesia sudah bebas dari (PMK) itu dan tidak mudah untuk mencapai itu (bebas PMK) Nah, kalau sekarang kondisi itu dibiarkan atau kalau tidak ditangani secara serius tentu akan menjadi masalah yang sangat besar, tentunya pemerintah harus gerak cepat donk menangani persoalan ini” ungkap Anggia Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat ditemui awak media di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Menurutnya, melihat penyebaran dan penularannya yang sangat mudah dan cepat, karena itu lalu lintas ternak, peralatan dan segala macam turunannya perlu diawasi secara ketat. Termasuk dengan memperhatikan bagaimana memperlakukan ternak yang terpapar dan segala macam yang berhubungan dengan ternak yang terpapar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Baik itu pakan, segala bentuk yang berkaitan dengan atau berhubungan dengan ternak yang terpapar oleh wabah ini harus dihentikan, harus diisolasi, harus dimusnahkan, ya, itu salah satu cara yang sangat efektif mencegah terjadinya penularan” tegas legislator dapil Jawa Timur VI itu.
Lebih lanjut, Anggia mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian selama ini dalam menghadapi wabah PMK tersebut. Namun demikian dirinya tetap mengingatkan bagaimana pelaksanaan dan pengawasan di daerah yang juga harus diperketat, dan harus diwaspadai
“Yang lebih penting lagi adalah bagaimana pelaksanaan di daerah. Jangan sampai misalnya yang dibakar hanya atau yang dimusnahkan hanya yang kelihatan sudah sangat parah, tapi harus lebih verifikasinya harus lebih detail lagi, lebih ketat lagi, termasuk juga lalu lintas (ternak),” pungkas Anggia. (*dit)