NasionalPos.com, Jakarta– Masyarakat Jakarta, tentunya tidak pernah melupakan terhadap janji kampanye Anies Rasyid Baswedan, pada pilkada DKI Jakarta, lima tahun lalu, setidaknya ada banyak janji politik yang disampaikan Anies pada kampanye Pemilihan Gubernur Jakarta 2017, diantara janji politik tersebut tentunya ada beberapa permasalahan yang belum secara optimal direalisasikan dipenghujung akhir masa jabatannya sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta, yang tinggal tersisa tiga bulan lagi, demikian disampaikan Drs Primus Wawo, MSi pengamat masalah social perkotaan, kepada nasionalpos.com, Rabu,( 22 /6/ 2022) di Jakarta.
“Ya, kami mengamati adanya persoalan serius yang belum direalisasikan penangananya secara optimal dalam kurun waktu masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta,”ungkap Primus yang juga tokoh masyarakat NTT di Jakarta.
Menurutnya, ada pun janji kampanye yang seharusnya dapat menjadi program prioritas yang sudah dimasukkan ke Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022, dan semestinya secara bertahap harus diwujudkan maupun dilaksanakan sesuai harapan, serta kebutuhan masyarakat, akan tetapi hingga diujung akhir masa jabatannya, nampaknya ada beberapa janji kampanye Anies Baswedan tersebut, tidak dilaksanakan secara optimal, bahkan terkesan terabaikan oleh program pembangunan yang tidak masuk dalam RPJMD tersebut, sebagai contoh, misalnya program rumah dengan down payment nol rupiah yang bernama Solusi Rumah Warga (Samawa) yang sampai sekarang realisasi proyek ini masih saja minim karena penjualannya yang sepi dan pembangunannya yang terhambat karena adanya kasus korupsi yang saat ini sudah masuk dalam tahap persidangan di Pengadilan, program Oke Oce yang belum maksimal target pencapaiannya, padahal saat itu dijanjikan program ini dapat menekan pengangguran, meningkatkan peluang usaha masyarakat, dsb, begitu pula soal mengurai kemacetan, soal tata kelola pencegahan banjir dll, sehingga menyisakan persoalan yang berdampak pada keberadaan Indeks Kebahagiaan warga DKI Jakarta pada urutan ke-27 dari 34 provinsi di tahun 2021 yang dipublikasikan BPS akhir tahun 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini realitasnya bahwa selama beliau memimpin Jakarta, ada persoalan yang belum ditangani secara optimal dan tuntas, sehingga berdampak pada kehidupan warga Jakarta, yang merasakan dari hasil pekerjaan tidak optimal tersebut, ini sebagai factor dari penyebab Indeks Kebahagiaan warga DKI Jakarta berada di urutan ke 27 secara nasional”ucap Primus
Setidaknya ada 3 dimensi pengukuran kebahagian, lanjutnya, yakni meliputi; kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup, misalnya masalah tata kelola pencegahan banjir, yang juga menjadi salah satu janji kampanye Anies, saat itu, dijanjikan bahwa Jakarta terbebaskan banjir, padahal realitasnya, sampai sekarang, masih ada beberapa wilayah yang terancam banjir saat musim penghujan, sedangkan anggaran untuk penanganan banjir cukup besar, begitu pula program mengurai kemacetan di Jakarta, dengan misalnya penerapan pembatasan penggunaan nomor kendaraan ganjil-genap, yang sesungguhnya kebijakan tersebut berimplikasi adanya pembatasan hak menggunakan jalan bagi pengendara motor atau mobil, padahal mereka juga adalah pembayar pajak, punya hak untuk menggunakan jalan tersebut, nah ini jelas mengusik hak asasi manusia pengguna jalan tersebut.
“Dari pengamatan kami tersebut, bukan hanya belum optimalnya realisasi janji kampanye pak Anies Baswedan saja, melainkan terdapat indikasi tidak fokusnya perhatian dalam mewujudkan janji kampanye beliau dalam kurun waktu masa jabatannya, bahkan terkesan ada penerapan program yang tidak memenuhi tiga dimensi pengukuran kebahagiaan warga Jakarta tersebut, dan tidak masuk dalam RPJMD misalnya penyelenggaraan balapan mobil formula E yang tidak ada di Musrenbang dan tidak ada manfaatnya bagi terbentuknya kebahagiaan warga Jakarta ”tukasnya
Ia juga mengingatkan bahwa dalam kurun waktu tiga bulan sisa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, sudah semestinya janji kampanye dapat diwujudkan secara optimal, sehingga dapat mendorong meningkatnya tingkat kebahagiaan warga Jakarta, yang menjadi tagline Gubernur Anies Baswedan selama masa kampanye pilkada DKI Jakarta 2017 lalu yakni Maju Kotanya, Bahagia Warganya.
“Ya, bukan hanya itu, pekerjaan rumah dari realisasi janji kampanye Anies Baswedan yang belum terealisasi tersebut,kami dan juga tentunya warga Jakarta sangat berharap tidak ada pekerjaan rumah yang tersisa dan jadi beban bagi siapapun yang menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta, dan juga beban bagi masyarakat.”pungkas Primus.(*dit)