NasionalPos.com, Jakarta- Okky Tirto cucu tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia Tirto Adhi Soerjo dan mahasiswa BINUS Muhammad Awatarino menjadi nara sumber pada acara Ngobrol Enak Gagasan (Ngegas) digelar oleh RRI dan Forum Silahturahmi Anak Bangsa (FSAB) di Gedung Yusuf Ronodipuro RRI, Jakarta, Senin (10/6/2024), Diskusi ini dibuat masih dalam rangka memeriahkan hari lahir Pancasila tahun 2024.
Di acara yang di kemas dalam format podcast dan dipandu oleh Ayu dan Dave ini, memberikan kesempatan pertama kepada Muhammad Awatarino Mahasisiswa Binus untuk menyampaikan gagasannya, di kesempatan ini, ia mengatakan bahwa dirinya sebagai Gen-Z, bersentuhan dengan Pancasila hanya mengetahui dari slogan, dari mengikuti upacara dan hanya mengenal maupun menghafalkan sila-sila yang ada di Pancasila, tanpa mengerti makna dari sila-sila yang ada di Pancasila,.
“Mayoritas teman-teman saya sesama Gen Z, memaknai Pancasila sebatas pengetahuan, dimana tanpa mengetahui apa itu bagaimana implementasi dari Pancasila, dalam artian banyak data dll mengganggap bahwasanya Pancasila kurang relevan, padahal menurut saya itu sangat salah.”ungkap Muhammad Awatarino.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kebetulan, lanjutnya, dirinya saat ini sedang membantu di salah satu satuan pekerjaan di Kemendagri, dimental di Papua, dirinya mencermati bahwa Pancasila termanivestasi di mana-mana, misalnya saja di Kabupaten Fak-Fak Papua, penduduk di sana tidak mengenal kata toleransi, sebab hal tersebut sudah inheren dalam diri mereka, bahkan mereka punya filosofi satu tungku tiga batu.
Di sana mereka mayoritas beragama Muslim akan tetapi mereka sudah menerapkan toleransi yang selama ini sering di gaung-gaungkan, karena sudah inheren dalam kehidupan mereka, maka mereka tak mengenal kata toleransi, itulah seharusnya memaknai Pancasila.
Muhammad Awatarino juga menjelaskan bahwa sebetulnya yang diajarkan di sekolah hanya sebatas bahasa maupun hanya sebatas slogan, hanya tau sila-silanya, tanpa mengetahui makna di belakangnya, bahkan tidak tau bahwa Pancasila itu diambil dari Bumi Indonesia, karena hanya sekedar mengetahui, sehingga menimbulkan pemaknaanyang misskonsepsi membumikan Pancasila sebagai slogan yang sering di ucapkan.
“Padahal itu salah, seperti kata Bung Karno Pancasila itu diambil dari Bumi Indonesia yang di sistematiskan, kemudian diciptakan untuk menjadikan sebagai Ideologi dan Visi Missi Indonesia, karena Pancasila hanya sebatas mengetahui maka slogan membumikan Pancasila kurang tepat.”tukas Muhammad Awatarino
Lebih lanjut Muhammad Awatarino mengatakan agar Pancasila dapat di pahami oleh Gen-z, maka harus di kemas dengan sesuatu yang lebih menarik dan lebih bisa diterima oleh Gen-Z, dengan memanfaatkan berbagai media yang saat ini sedang trend di kalangan Gen-Z, selain itu dirinya juga mengingatkan dalam syair Lagu Indonesia Raya, ada kata” Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya.”
Menurutnya, saat ini raganya belum terbentuk dengan benar, mengapa? Sebab kondisi tersebut tergantung pada apakah pemerintah sekarang sudah mengimplementasikan Pancasila dengan benar atau tidak? Jika pemerintah sebagai patron dalam memanivestasikan Pancasila, tidak mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, maka Gens -Z pun akan mempertanyakan siapa yang bertanggungjawab.
Sementara itu menurut Okky Tirto, ada perbedaan sudut pandang antara masing-masing generasi, bahkan memiliki sikap yang juga berbeda, apalagi dalam hal menerima Pancasila, itu sangat berbeda, kalau di cermati dalam perkembangan Gen Z, mayoritas dari mereka lebih suka untuk hal-hal yang singkat, to the point, tidak berbelit-belit, bahkan lebih gemar langsung pada implementasinya secara konkrit, begitu pula dalam hal memberikan makna terhadap Pancasila kepada Gen-Z, mereka lebih suka melalui pemanfaatan teknologi medsos atau teknologi yang mudah mereka cepat memahaminya.
“Jadi Pekerjaan Rumah sekarang ini, bagaimana memperpendek jarak Pancasila dengan generasi muda, jadi Negara jangan menuntut generasi muda harus tau dan paham soal Pancasila, bukan begitu logikanya, sudah saatnya Negara “mendagangkan” Pancasila agar bisa di konsumsi generasi muda, untuk itu libatkan orang Kreatif”tandas Okky Tirto yang juga pengamat Sosial Budaya
Menanggapi pelaksanaan acara ini, Mayang Panggabean dari FSAB kepada wartawan, ia mengatakan bahwa kemasan acara ini sangat kreatif begitu pula dari segi teknis juga sudah cukup memenuhi konsumsi Gen-Z, yang lebih gemar dalam suasana santai, tapi serius, begitupula dengan pembawaan materi dari para narasumber terkonsep secara lugas, dan memberikan Solusi tepat untuk menjawab tantangan mengakrabkan Pancasila dalam kehidupan generasi muda, terutama generasi Gen Z di era kekinian.
“Kami dari FSAB sangat berterima kasih kepada RRI beserta krunya, kemudian tak lupa kami juga berterima kasih kepada Mas Okky Tirto dan Mas Muhammad Awatarino sebagai narasumber dengan penyampaian materinya sangat keren, pemandu acara juga keren, penyanyi juga keren, termasuk audiensnya, semua keren, terima kasih semuanya.”ucap Mayang Panggabean.
Acara ini juga dihadiri oleh para generasi Gen-Z yang masih menjadi siswa di Sekolah Tingkat Atas ini yang memenuhi ruangan, dan juga nampak mengikutinya dengan santai dan serius, selain acara ini di hadiri kalangan Gen-Z, juga nampak di hadiri oleh perwakilan FSAB antara lain Mayang Panggabean, Robertus Wijaya, Romi Jiwaperwira, dan Adam Malik Damrah.