NasionalPos.com, Jakarta – Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengecam tindak kekerasan aparat yang diduga memukul dan menangkap para pengungsi di Pekanbaru, Senin (17/1/2022).
“UNHCR menyayangkan insiden yg terjadi antara pengungsi dan aparat kepolisian di Pekanbaru kemarin. Kami menolak segala bentuk kekerasan,” kata Staf Komunikasi UNHCR Indonesia, Mitra Suryono, kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/1/2022).
Mitra melanjutkan, melakukan aksi damai adalah hal yang diperbolehkan di Indonesia sebagai salah satu cara penyampaian aspirasi. Dengan catatan, penyelenggara telah mengantongi izin dari pihak terkait.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihaknya juga mengaku terus mengingatkan para pengungsi wajib mematuhi hukum. Apabila ketertiban umum tidak diikuti, kata Mitra, mereka berisiko mengalami pembubaran paksa oleh pihak otoritas atau bahkan dapat didetensi atau ditahan.
“Kami memahami rasa frustrasi para pengungsi, mereka adalah orang-orang yang terpaksa meninggalkan negara asalnya untuk menghindari penganiayaan, perang dan pelanggaran hak asasi manusia,” lanjut dia.
Saat mereka tiba di negara suaka seperti Indonesia, dari manapun mereka datang, mereka menghadapi berbagai macam tantangan lainnya yang berbeda-beda, kata Mitra lagi.
UNHCR akan terus menawarkan pengungsi untuk berdiskusi secara terbuka dengan staff UNHCR dan mitranya. Mereka juga akan terus mengingatkan agar pengungsi mematuhi hukum di Indonesia supaya insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Sebelumnya, para pengungsi menggelar aksi damai di Pekanbaru pada Senin (17/1/2022). Saat aksi berlangsung aparat diduga melakukan kekerasan kepada mereka.
“Hari ini di Kota Pekanbaru, pihak berwenang Indonesia melakukan kekerasan dalam menanggapi protes damai pengungsi Hazara, puluhan pengungsi terluka,” kata salah satu pengungsi Afghanistan kepada CNNIndonesia.com.
Ia juga mengirimkan video yang berisi beberapa aparat memukul peserta demo. Dalam foto yang dikirim, ada juga yang tampak terbaring dan mengalami luka-luka.
Para pengungsi di Pekanbaru bukan kali pertama menggelar aksi. Sebelumnya mereka juga berdemo menuntut ditempatkan di negara ketiga. (CNN Indonesia.com)