Padang, Nasionalpos.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), menggelar debat publik perdana bagi calon Bupati dan Wakil Bupati Pesisir Selatan di TVRI Sumatera Barat, Kamis (7/11/2024).
Debat ini menjadi kesempatan bagi kedua pasangan calon (paslon) untuk menyampaikan visi, misi, serta rencana pembangunan mereka bagi Kabupaten Pesisir Selatan.
Selama dua jam debat berlangsung, muncul perbedaan mencolok antara pola komunikasi dua paslon. Tim Pemenangan Hendrajoni – Risnaldi Ibrahim, Darwiadi, menyoroti bahwa Paslon nomor urut 1, Rusma Yul Anwar dan Nasta Oktavian, menunjukkan dominasi yang besar dari calon Bupati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Darwiadi mengungkapkan, dari awal hingga akhir debat, Nasta Oktavian, calon wakil bupati dari Paslon 01, hanya berbicara dua kali, yakni saat pembacaan visi misi dan sesi pertanyaan.
“Selebihnya, calon Bupatinya mendominasi diskusi, hampir tanpa peran dari calon wakilnya,” Ujarnya.
Sementara itu, pada paslon nomor urut 2, Hendrajoni – Risnaldi Ibrahim (HJRI), terlihat sinergi yang lebih kolaboratif antara calon bupati dan wakil bupati.
“Hendrajoni dan Risnaldi saling mengisi dalam menjawab pertanyaan, memberikan pandangan, dan menyampaikan gagasan. Ini potret kolaborasi yang kuat di hadapan publik Pessel,” tambah Darwiadi.
Menurutnya, pola komunikasi ini menjadi cerminan gaya kepemimpinan masing-masing pasangan. Paslon HJRI menunjukkan kolaborasi dan kerja sama, yang Darwiadi nilai sebagai kualitas yang esensial untuk menggerakkan roda pemerintahan yang efektif dan memajukan Pesisir Selatan.
“Kebersamaan antara Hendrajoni dan Risnaldi bukan hanya soal membangun hubungan antarpimpinan, tetapi juga menunjukkan kesiapan keduanya untuk berkolaborasi dalam membawa perubahan nyata bagi Pessel,” jelasnya.
Sebaliknya, kata Darwiadi, dominasi dari calon Bupati Rusma Yul Anwar dianggap sebagai bentuk kurangnya keterlibatan calon wakil bupati dalam memberikan solusi bersama.
“Kami berharap masyarakat Pesisir Selatan dapat menilai sendiri dan menentukan pemimpin yang siap bekerjasama, bukan hanya satu arah,” ujar Darwiadi.
Rel