NasionalPos.com, Manokwari – Diperoleh informasi yang menyebutkan tentang bangunan Pura Ksatria Shanti Bhuana Kodam XVIII/Kasuari seluas 645 Meter persegi, yang dibangun dekat objek wisata Internasional Raja Ampat dan sebagian besar material bangunannya mengunakan bahan dasar lahar Gunung Agung yang langsung dikirim dari Bali, adapun Peletakan batu pertamanya dilakukan Letjen TNI I Nyoman Cantiasa yang ketika itu masih menjabat sebagai Pangdam, dengan mengunakan dana swadaya satuan dan bantuan dari beberapa pihak, serta dukungan Pemkab Raja Ampat, setelah lima bulan pengerjaan bangunan tersebut, bangunan pura tersebut yang berada di kompleks Makodam, Trikora, Arfai 1, Manokwari, Papua Barat, justru diresmikan oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III, Letjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E., M.Tr.(Han), Minggu 15/5/2022 pagi waktu setempat.
Dalam sambutannya Pangkogabwilhan III ungkapkan rasa gembira dan terharu dengan perkembangan Kodam yang luar biasa, setelah sekian bulan ia tinggalkan, dan hari ini mendapat kehormatan meresmikan penggunaan Pura Ksatria Shanti Bhuana milik Kodam XVIII/Kasuari.
“Atas nama pribadi dan Komando menyampaikan terimakasih atas pelaksanaan kegiatan hari ini. Disinilah kita bisa tahu bahwa membangun bangsa itu tidak bisa sendiri-sendiri harus menjadi suatu kesatuan, berintegrasi dan komprehensif,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, Pura ini adalah salah satu bukti toleransi antar umat beragama, mari kita jaga toleransi, persatuan dan kesatuan dan kepada umat Hindu yang ada di sini baik prajurit dan masyarakat, terimakasih atas bantuan dan kerjasama sehingga tempat ibadah ini dapat terwujud.
Sementara itu Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema, S,Sos., berharap apa yang telah dirintis Letjen TNI I Nyoman Cantiasa , S.E., M.Tr.(Han), kegiatan beribadah umat Hindu akan lebih baik, yang otomatis kehidupan bermasyarakat dan berbangsa pasti lebih baik juga sebagai upaya pembentukan karakter dan moral serta spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan tugas pokok sesuai tanggung jawab masing-masing.
“Keberadaan Pura ini juga dapat menjadi modal utama dalam membina dan mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama, apalagi Pura ini dibangun bersebelahan dengan tempat ibadah agama lain Masjid dan Gereja, hal ini dapat kita lihat sebagai wujud kerukunan umat beragama dan sebagai identitas keberagaman bangsa Indonesia, prajurit Kodam juga harus menjadi contoh dalam membangun toleransi antar umat beragama,” tutur Pangdam.
Sedangkan menurut Kepala Suku Besar Arfak, Drs. Dominggus Mandacan yang juga hadir dalam peresmian itu, mewakili semua suku Nusantara dan Kepala-kepala suku yang ada di Papua Barat ini siap melanjutkan apa yang sudah dimulai dan diletakkan para pendahulu untuk bisa menerima semua suku yang ada bersama dengan di Papua dan Manokwari.
“Saya ajak kepada masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian dan tidak boleh ada kerusuhan dan lain sebagainya, luar biasa apa yang dilakukan hari ini sehingga di Kodam ini sudah ada Masjid, Gereja dan Pura diharapkan para prajurit dapat memanfaatkan tempat ibadah ini dan menjadikan iman kuat,”pungkasnya (*dit)