Jokowi Diingatkan Ancaman Kemiskinan Bertambah Akibat Inflasi Tinggi

- Editor

Kamis, 7 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NasionalPos.com, Jakarta – Ekonom senior Faisal Basri memproyeksikan jumlah orang miskin akan semakin bertambah. Hal itu akibat tingginya inflasi yang disebabkan harga pangan melonjak

“Akan ada legacy yang hilang kalau inflasi tinggi jumlah orang miskin akan double digit lagi. Padahal, Pak Jokowi mau menghilangkan kemiskinan ekstrem,” ungkap Faisal di acara diskusi online, Kamis (7/4/2022).

Faisal menjelaskan, tingkat kemiskinan sangat mungkin meningkat saat inflasi tinggi karena porsi pengeluaran 20 persen masyarakat dengan pengeluaran terendah hanya untuk membeli bahan makanan. Data yang dikantonginya, 64 persen pengeluaran masyarakat miskin habis untuk beli makanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga :   Pembelian Migor Gunakan Aplikasi Peduli Lindungi, Cegah Penimbunan

Namun, berbeda dengan 20 persen masyarakat kaya yang porsi pengeluaran untuk belanja bahan pangan cuma 39,22 persen. Sementara saat ini, harga beberapa komoditas pangan tengah naik, seperti minyak goreng, tempe, dan lainnya.

“Sehingga kalau (harga) pangannya bergejolak, itu pengaruhnya ke rakyat miskin akan besar dan memunculkan tensi sosial atau gejolak sosial,” jelas Faisal.

Hal yang sama disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono bahwa ancaman peningkatan kemiskinan akan terjadi bila inflasi tinggi berlangsung dalam jangka panjang.

Menurutnya, inflasi tinggi akan mengerek beban pengeluaran masyarakat dan menekan daya beli, khususnya bagi masyarakat miskin.

Baca Juga :   Usaha Konservasi Mangrove di Teluk Benoa oleh LindungiHutan dan Bendega

“Berikutnya yang dipastikan terjadi kalau inflasi tidak bisa dikendalikan dalam jangka panjang, kemiskinan akan meningkat. Karena kalau kita lihat garis kemiskinan terbesar karena makanan,” jelasnya.

Dampak inflasi tinggi, lanjut Margo, akan menekan laju pertumbuhan ekonomi. Sebab, konsumsi rumah tangga menyumbang 54 persen bagi pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, biaya produksi akan meningkat. Sementara, jumlah produksi justru bisa menurun. Akibatnya, bisa mengerek tingkat pengangguran.

“Kalau output perekonomian berkurang, salah satu potensinya adalah pengurangan tenaga kerja dan itu berarti ada banyak pengangguran,” tutupnya. (*)

 

 

 

Loading

Berita Terkait

Perkuat Kolaborasi,Kemenekraf MoU Dengan Kemenag Dan BSSN Di Hotel Borobudur
Kemenekraf Dan Injourney Kolaborasi Lebaran di candi 2025,Dorong Ekonomi Kreatif Dari Daerah
Wamenkraf Apresiasi USS Yard Sale Tingkatkan Lapangan Kerja Generasi Muda
Kemenekraf Perkuat Sinergi Dengan OJK Dan Kemenkeu Untuk Dukung Akses Permodalan Industri Kreatif
*Kemenekraf Ajak Kabinet Merah putih Nobar Film Animasi Jumbo *
Tinjau Pasar Inpres Painan yang Terbengkalai, Bupati Hendrajoni Tegaskan Pembangunannya di – Lanjutkan
*TMII Siap Sambut 100 Ribu Pengunjung Saat Lebaran,Wamenpar Tekankan Kebersihan Dan _Crowd Management*
*Kemenekraf Berkomitmen Dukung Bisnis IP Lokal Mendunia*

Berita Terkait

Senin, 24 Maret 2025 - 09:10 WIB

Perkuat Kolaborasi,Kemenekraf MoU Dengan Kemenag Dan BSSN Di Hotel Borobudur

Senin, 24 Maret 2025 - 08:57 WIB

Kemenekraf Dan Injourney Kolaborasi Lebaran di candi 2025,Dorong Ekonomi Kreatif Dari Daerah

Senin, 24 Maret 2025 - 04:17 WIB

Wamenkraf Apresiasi USS Yard Sale Tingkatkan Lapangan Kerja Generasi Muda

Senin, 24 Maret 2025 - 03:59 WIB

Kemenekraf Perkuat Sinergi Dengan OJK Dan Kemenkeu Untuk Dukung Akses Permodalan Industri Kreatif

Sabtu, 22 Maret 2025 - 05:57 WIB

*Kemenekraf Ajak Kabinet Merah putih Nobar Film Animasi Jumbo *

Berita Terbaru

Headline

Bamsoet ingatkan pejabat soal pentingnya komunikasi publik

Kamis, 27 Mar 2025 - 13:42 WIB