Nasionalpos.com, Pontianak- Bertempat di Gedung Falkutas Kesehatan Akper Akbid di Kampus Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo Rabu, 10 Agustus 2022 telah diadakan Rapat Kerja yayasan Landak Bersatu Tahun 2022 (Raker). Dalam raker tersebut, dihadiri langsung oleh Ketua Yayasan Landak Bersatu RP Dr. Johanes Robini Marianto, OP, kemudian hadir pula Witjaksono dan Anggota DPR-RI Komisi X, Dr. Adrianus Asia Sidot, M.Si, Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Dr. Muhammad Akbar, Kepala LLDIKTI XI periode sebelumnya Prof. Dr. H. Udiansyah, M.Si serta seluruh staf manajemen dan dosen.
Dalam Raker pertama, Pastor Johanes Robini Marianto, OP menyampaikan bahwa kesempatan itu adalah sebagai bentuk telah sahnya menjadi Universitas dengan SK Mendikbudristek pada 12 Juli 2022, terkait dengan hal tersebut, ia juga menghimbau agar untuk semua dosen dan staf untuk tidak emosional dalam bekerja.
“Jangan emosianal, jangan marah-marahan. Banyak bertanya, komunikasi, jangan banyak drama. Jangan ada ego sektoral, kita satu kesatuan. Tidak ada yang lebih berkuasa, kita sama-sama bekerja,” ucap Pastor Johanes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia juga berharap agar untuk setahun ini, manajemen bisa menyiapkan internal arrangement (organisasi). Sehingga manajemen tidak rapuh, baik dari dalam maupun tercitra hebat di luar. Oleh karena itu mengatur kurikulum, perubahan, dan yang lain sebagainya memang harus disiapkan.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah berusaha berupaya, saya berikan apresiasi. Termasuk kepada pimpinan dulu di STKIP, AKPER-AKBID. Kita harus saling terbuka, bersatu. Tidak ada yang demosi, ini hanya restruturisasi,” tutur Pastor Robini.
Mempersiapkan SDM
Dalam kesempatan yang sama juga, sebagai staff profesional Witjaksono menghimbau bahwa statuta dan SOP yang sudah harus dipatuhi. Baginya hanya dengan cara itulah tujuan dari organisasi akan tercapai terlebih kedepan Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo (USA) akan menjadi besar.
“Kita manfaatkan ini agar anak-anak muda gaungkan ini seluas-luasnya. Jalankan saja motto “Adil ka’ talino, bacuramin ka’ saruga, basengat ka’ Jubata,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Adrianus Asia Sidot, menurutnya selain struktur organisasi, juga diperlukan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus disiapkan terlebih untuk hadapi disrupsi digital dan disrupsi teknologi, untuk itulah, maka setiap orang saat ini harus lakukan disrupsi (perubahan/penyesuaian) untuk hadapi disrupsi itu. Adrianus Asia Sidot berpandangan bahwa sebenarnya organisasi USA ini sudah siap untuk menghadapi tantangan di depan.
Universitas Jangan nambah pengangguran
Bagi Adrianus Asia Sidot hadirnya Unviersitas tersebut justru jangan menambah jumlah pengangguran. Dia memaparkan berdasarkan data Dikbudristek bahwa angka pengangguran intelektual terus bertambah. Mendikbud menghadirkan konsep MBKM, supaya Perguruan Tinggi (PT) tidak bingung untuk pola pendidikan bagi mahasiswanya. Dengan era revolusi industry 4.0 kita sesuaikan program ke depan. Dengan model pola kerja ke depan yang mengarah ke penggunaan teknologi. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan, yang sudah semakin berkembang.
“Teknologi itu menentukan. Peralatan teknologi memang mahal, tapi mau tidak mau kita harus ikuti itu,” ujar Adrianus.
Adrianus mengajak staff dan manajemen untuk melihat banyak hal ke depan, Universitas jangan hanya mencetak sarjana saja. Justru yang harus dikedepankan adalah orientasi untuk meluluskan anak menjadi sarjana. Baginya menyiapkan Universitas menjadi Center of excellence bagi Kalimantan khususnya dan Indonesia pada umumnya adalah menjadi target utama, Menutup sambutannya Adrianus Asia Sidot mengingatkan tentang pesan Uskup Agustinus saat press conference.
“Universitas Katolik ini bukan eksklusif jangan hanya untuk orang Katolik tetapi terbuka bagi siapapun,” kata Adrianus Asia Sidot menyampaikan pesan Uskup Agustinus.
Dalam kesempatan itu pula, Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Dr. Muhammad Akbar menjelaskan bagi LLDIKTI, hal itu merupakan 1 faktor peningkatan IKU (Indeks Kinerja Utama) LLDIKTI XI, karena Menteri Nadiem menyatakan penyatuan Perguruan Tinggi menjadi prestasi capaian yang sangat baik, bagaimana LLDIKTI XI nanti mungkin ada penambahan LLDIKTI baru di Kalbar, tentunya dengan jumlah perguruan tinggi (PT) yang ada di Kalbar. Ini untuk lebih mempercepat proses layanan bagi seluruh perguruan tinggi di Kalimantan.
Dia mengatakan bahwa fakta setelah COVID-19, maka seluruh PT wilayah mereka alami masalah yang sama dengan wilayah lain. Khususnya dalam hal jumlah mahasiswa yang menurun. Meski sudah ada KIP Kuliah, yang memang dikhususkan bagi keluarga miskin atau rentan miskin, sehingga membantu mereka untuk bisa berkuliah di PT sesuai pilihan mereka.
Muhammad Akbar juga menceritakan bahwa mereka kehilangan selisih 1000 mahasiswa di seluruh LLDIKTI XI. Jika ada yg memang ingin kuliah, mereka upayakan pastikan calon mahasiswa tersebut adalah yang benar-benar memerlukan bantuan biaya kuliah.
Untuk itu mereka hindari hal-hal penyalahgunaan KIP ini untuk yang tidak berhak, agar tidak jadi temuan atau kasus hukum. Rektor bisa lakukan mapping SDM terutama dosen prodi (ada S3, S2). Yayasan juga perlu untuk terus memantau proses peningkatan SDM di PT-nya, Sebagai dosen adalah tugas utama Tridharma, jabatan adalah tugas tambahan, sedangkan dalam manajemen, Lanjut Muhammad Akbar, Rektor diberikan kekhusususan untuk tidak banyak mengajar, ini ketetntuan dari Undang-Undang . Rektor baiknya focus di tugas belajar, Mereka usahakan di LLDIKTI untuk hindari beban berat yang ditanggung oleh Rektor, karena harus sambil mengajar, adapun dalam dokumen LED PT, tata pamong adalah hal utama menciptakan atmosfir kelola kampus yang baik. Di situ akan diatur, demokratisasinya, cara penempatan SDM sesuai keahliannya, the right man on the right place.
“Perlu diingat karena kita mengelola uang public (masyarakat) maka kita PT wajib di audit, meski PT adalah badan usaha nirlaba. Kerjasama penelitian dan pendidikan sangatlah penting, baik dengan industry dunia kerja. PT tinggal update laporannya, bukan hanya sekedar MoU saja, tapi ada action setelah perjanjian itu,” tukas Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Dr. Muhammad Akbar.
Hak Masyarakat mendapat Pendidikan
Sementara itu, dalam kesempatan itu, Kepala LLDIKTI XI periode sebelumnya Prof. Dr. H. Udiansyah, M.Si menegaskan tentang UU pendidikan yang paling utama adalah mandat akademik bagi PT untuk hak masyarakat mendapat pendidikan, Rapat Kerja ini baginya merupakan langkah yang sudah dilakukan untuk tata kelola PT oleh Yayasan dengan tujuan pendidikan yang didalamnya mempertimbangkan dan mengembangkan potensi mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, punya potensi yang semuanya itu adalah untuk kepentingan bangsa, ia juga menghimbau bahwa dosen-dosen harus bisa difasilitasi meningkatkan kapasitasnya.
“Ketika kita berinvestasi di manusia, maka baiknya diprioritaskan dosennya, meski dampaknya baru terlihat pada tahun2 yang akan datang. Mahasiswa diberi pengimbangan agar juga mendapat keuntungan dari salah 1 prioritas tadi,” kata Prof. H. Udiansyah.
Bahwa Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), imbuh Prof H Udiansyah, harus berada lebih dekat dengan semua pihak internal institusi, tempatkan sesuai fungsinya, evaluasi koreksi terus berjalan untuk system yang diterapkan. Penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, peningkatan (PPEPP) adalah prinsip penerapan SPMI yang baik di institusi.
“Networking ini penting dalam hal pengurusan apapun,” tegas Prof. H. Udiansyah. (*Red/ Oleh: Samuel- Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak)