NasionalPos.com,jakarta – Kondisi Pemilu 2024 dinilai berbeda dengan Pemilu 2019 lalu, yang tidak ada satupun partai baru yang lolos syarat 4 persen ambang batas untuk bisa memiliki kursi di parlemen (parliamentary threshold).
“Itu karena di 2019 tidak ada krisis ekonomi, tidak ada Covid-19 dan tidak ada ancaman perang dunia. Tetapi semua itu, ada menjelang Pemilu 2024,” ucap Ketua Bidang Pemenangan (Bapilu) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Rico Marbun dalam keterangannya, Sabtu (13/8/2024).
Rico Marbun yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median ini menambahkan, perasaan publik saat ini sangat tertekan akibat krisis berlarut pasca pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perasaan publik menyatakan 80 persen tertekan dengan situasi ekonomi sekarang. Bahkan dalam 2 tahun belakangan ini perasaan buruk, perasaan stress, perasaan marah, dan perasaan gundah yang dimiliki oleh publik itu selalu lebih besar daripada perasaan positif,” ungkapnya.
Tak hanya lolos menuju Senayan, Rico meyakini partai-partai baru juga akan memberikan kejutan-kejutan. “Partai-partai baru, menurut saya, bukan hanya lolos elektoral atau parliamentary threshold) saja, tapi bisa jadi akan memberikan kejutan di Pemilu 2024,” ujarnya.
“Jadi tidak ada kepastian, bahwa rumah yang sama, penghuninya sama menempati rumah selama 5 tahun berturut-turut. Jadi itulah Pemilu, selalu ada peluang bagi partai baru atau penghuni baru,” katanya.
“Sehingga yang perlu diperhatikan oleh semua partai politik dalam konteks menang Pemilu itu adalah situasi dinamika sosial, politik serta ekonomi yang mewarnai masyarakat Indonesia” ujarnya.
“Partai lama bisa saja teringkir di Pemilu 2024, karena mereka telah dianggap gagal. Ancaman krisis ekonomi, Covid-19 dan perang dunia itu nyata, bisa mempengaruhi pilihan publik terhadap partai politik di Pemilu nanti,” tegasnya.(*)