Nasionalpos.com, Jakarta- Dalam sejarah politik Indonesia terminologi nasionalis dan religius sering digunakan untuk menggambarkan dua identitas yang mewakili mayoritas rakyat Indonesia. Di masa lalu, misalnya, nasionalis sering digunakan untuk menggambarkan kaum abangan dan religius untuk menggambarkan kaum santri, nah gambaran itu dijadikan landasan penilaian, ketika merespon adanya wacana koalisi antara Gerindra dan PKB bakal menjadi warna baru dalam konstelasi politik nasional, demikian disampaikan Direktur Eksekutif TRUST Indonesia Consulting Azhari Ardinal kepada awak media, Minggu, 31 Juli 2022 di Jakarta.
Ini merupakan langkah cerdik dari Prabowo Subianto Ketua Umum DPP Gerindra maupun Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar, untuk menyatukan kekuatan nasionalis-religius dalam satu poros kerja sama politik,” ucap Azhari,
Jika dilihat dari platform partai politik, lanjut Azhari, Gerindra bisa dikategorikan menjadi representasi nasionalis, sementara PKB berangkat dari nilai-nilai religius. Jika Gerindra dan PKB bisa memformalkan kerja sama politik mereka dalam waktu dekat, maka Azhari yakin keduanya bisa menjadi kekuatan politik pertama yang menggabungkan kekuatan politik nasionalis-religius dalam satu koalisi politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bersatunya Gerindra-PKB bisa menjadi ikon baru, setelah selama ini banyak partai yang mengaku nasionalis-religius tapi sekadar klaim tanpa didukung dengan fakta sosiologis di lapangan,” ujar dia.
Tak hanya itu, Piagam Deklarasi Koalisi yang digagas Gerindra dan PKB dinilai Azhari juga merupakan suatu terobosan menarik. Karena piagam tersebut merupakan sarana untuk kembali mendapatkan kepercayaan publik terhadap partai politik.
Piagam deklarasi koalisi yang memuat butir-butir dasar kesepakatan kerja sama merupakan upaya Gerindra dan PKB untuk mengembalikan trust publik kepada partai politik sebagai jembatan aspirasi rakyat dalam mempengaruhi arah kebijakan nasional. Ia berkata, harus diakui kian lama demokrasi di Indonesia semakin pragmatis, sehingga rakyat tidak peduli dengan tawaran gagasan dan program dari partai politik. Padahal hanya melalui gagasan dan program inilah ide tentang kesejahteraan rakyat bisa diwujudkan,” ucap Azhari.
“Kita tunggu saja keputusan Gerindra-PKB. Kalau benar-benar mengusung Pak Bowo-Gus Muhaimin, pasangan ini punya potensi besar menjadi kekuatan kejutan di Pilpres 2024 mendatang,” pungkas Azhari.