Pessel, Nasionalpos.com — Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim menghadiri acara Focus Group Discussion (FGD) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Sumatera Barat dengan tema “Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkoba di Wilayah Sumatera Barat” yang digelar pada Selasa (6/5) di Auditorium Gubernuran.
Saat dihubungi Wartawan di Painan, Wakil Bupati Pessel, Risnaldi, mengatakan bahwa” forum ini sangat penting sekali sebab yang dibahas adalah tentang maraknya peredaran narkoba yang sudah masuk kepelosok nagari, dan sangat meresahkan untuk itu perlu sinergi antara masyarakat, pemerintah serta penegak hukum untuk memutus mata rantai peredaran narkoba didaerah masing-masing, ” katanya.
Ia menyebutkan bahwa peredaran narkoba kini telah merambah ke pelosok nagari, sehingga perlu adanya kerjasama erat antara masyarakat, pemerintah, dan penegak hukum guna meminimalisasi penyebarannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Risnaldi, upaya pemberantasan narkoba tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Sinergi dari seluruh elemen bangsa, terutama dalam hal edukasi, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat, menjadi kunci utama untuk memutus mata rantai peredaran gelap tersebut.
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah dalam sambutannya mengajak seluruh pihak untuk mengoptimalkan potensi kearifan lokal dalam menekan laju peredaran narkoba di Sumbar. Dikatakannya, salah satu program ke arah itu yang tengah dikembangkan Pemprov Sumbar adalah program Nagari Hub.
Menurut Mahyeldi, saat ini peredaran narkoba sudah menyasar semua kalangan, tidak hanya remaja dan orang tua, tetapi juga anak-anak. Kondisi ini membutuhkan pendekatan baru yang tidak hanya bersifat represif, namun juga preventif dan berbasis sosial budaya.
“Kita perlu pendekatan yang lebih menyentuh akar sosial masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghidupkan kembali peran nagari sebagai benteng pertahanan sosial, melalui program Nagari Hub yang mengintegrasikan pencegahan narkoba dengan potensi lokal,” ujar Mahyeldi.
Ia menambahkan bahwa nagari sebagai pemerintahan terdepan di Sumbar memiliki kekuatan budaya dan sosial yang bisa dimaksimalkan untuk membangun kesadaran kolektif dalam memerangi narkoba.
Kemudian Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta M.Si., CSFA, menjelaskan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika di Sumbar hingga kondisi April 2025 ini tercatat 388 kasus, dengan terduga pelaku sebanyak 499 orang (479 laki-laki dan 20 orang perempuan). Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Kapolda menegaskan dalam pemberantasan narkoba pihaknya tanpa kompromi. Menurutnya itu penting, karena peredaran narkoba telah kian masif, khususnya di daerah perbatasan.
“Kami tidak main-main dalam pemberantasan peredaran narkoba ini. Bahkan kita sudah petakan, ada 523 titik yang kita nilai sebagai daerah rawan dan terus kita pantau,”tegasnya.
Rapat ini dihadiri Forkopimda Provinsi Sumbar, Instansi vertikal wilayah Sumbar, Kepa BNNP Sumbar, Kakanwil Ditjen Pemasyarakatan Sumbar, Bupati / Walikota se Sumbar, Kapolresta Padang, Kapolresta Bukittinggi, Kapolres Pasaman, Kapolres Lima Puluh Kota, Kapolres Dharmasraya.
Selain itu juga hadir para Kepala OPD terkait di lingkup Pemprov dan Kabupaten/Kota se – Sumbar, Ketua Lembaga Keagamaan dan Adat yang turut memberikan masukan strategis terkait penguatan sinergi dalam pemberantasan narkoba di wilayah Sumbar.***