Dongkrak Produksi Beras, Kementan Optimalkan Potensi Lahan Rawa

- Editor

Rabu, 16 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NasionalPos.com,Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengoptimalkan lahan rawa menjadi pertanian produktif guna mendongkrak produksi pangan khususnya padi atau beras nasional. Pasalnya, lahan rawa lebak lebih memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian yang produktif karena tipe gambutnya dangkal, dengan mudah untuk dibuat sawah dan ditanami tanaman pangan, salah satunya lahan rawa di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai daerah penghasil beras nasional.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan potensi lahan rawa di Indonesia cukup besar baik melalui peningkatan produktivitasnya maupun indeks pertanaman (IP). Lahan rawa diharapkan dapat menjadi pendamping utama dalam pemanfaatan budidaya padi, sehingga sangat besar harapan pemerintah terhadap lahan rawa terutama pada daerah-daerah yang memang berpotensi, seperti di Provinsi Sumsel.

“Pemanfaatan lahan rawa agar memberikan hasil optimal pada budidaya padi, Kementan sendiri telah menyiapkan varietas padi tahan genangan. Pengembangan varietas padi yang tahan genangan, dapat melalui peningkatan riset dan pemuliaan tanaman, pelayanan pelepasan varietas, optimalisasi lahan rawa melalui penggunaan benih padi varietas unggul dan tangguh yang sesuai untuk ditanam di genangan,” demikian dikatakan Suwandi di Jakarta, Rabu (16/2/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Suwandi menambahkan Kementan pun memiliki kebijakan dan program pemanfaatan varietas padi tahan genangan melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) guna mempermudah akses memperoleh benih varietas unggul di setiap daerah. Tersedianya benih unggul dengan mudah di tingkat petani merupakan komitmen Kementan sebagai upaya nyata peningkatan produksi beras.

Baca Juga :   Dukung Mahasiswa Bertransformasi Dalam Teknologi Digital, MAXY Academy Gelar Webinar 'Maxy Talk' dengan Accredify

“Arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun di tahun 2022 ini harus mengoptimalkan potensi alam khususnya sumberdaya pertanian dengan cara-cara baru atau teknologi modern. Sebab tahun ini dihadapkan tantangan besar yakni perubahan iklim ekstrim dan pandemi covid19. Optimalisasi lahan rawa salah satu terobosan meningkatkan penyediaan beras nasional bahkan kita bisa ekspor,” terangnya.

Sementara itu, pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani 15 Februari 2022 yang mengangkat topik Bagaimana Meningkatkan Produktivitas dan Indeks Pertanaman Padi di Lahan Rawa, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel menyebutkan jumlah luas lahan baku sawah Provinsi Sumsel seluas 470.602 ha yang didominasi lahan Pasang Surut seluas 212.426 ha.

“Karakteristik dan permasalahan lahan rawa, yang pertama adalah kondisi, kondisi lahan rawa rata-rata keasaman tanah yang tinggi, terbatasnya infrastruktur dan kultur masyarakat, sehingga berakibat sangat tergantung pada iklim, indeks pertanaman yang rendah dan produksi/produktivitas rendah. Karena itu diperlukan upaya perbaikan infrastruktur terutama tanggul dan kanal serta peningkatan penerapan teknologi oleh petani sehingga produksi dan produktivitas akan meningkat,” kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Dinas TPH Sumsel, Ilfantria pada webinar tersebut.

Baca Juga :   Politisi Nasdem Nilai Tak Ada Kajian, PLN Batalkan Program Kompor Listrik

Peneliti Bala Besar Penelitian Padi, Badan Litbang Kementan, Indrastuti Apri Rumanti mengatakan tanaman padi bisa mengalami 4 tipe terjadinya cekaman tergenang dan terendam di lahan rawa. Pertama, cekaman terendam fase perkecambahan pada sistem budidaya tabela. Kedua, cekaman terendam pendek (1-2 minggu) fase vegetatif. Ketiga, cekaman tergenang stagnan 20-5- cm selama 1-2 bulan. Ketiga, cekaman tergenang stagnan 20-50 cm selama 1-2 bulan. Keempat, cekaman tergenang air dalam jangka panjang.

“Selain itu, ada permasalahan ekosistem di lahan rawa, yakni rendaman, keracunan Fe, pirit, pH rendah, tikus, WBC, blast dan tungro. Ini yang benar-benar menjadi perhatian dalam optimalisasi lahan rawa,” jelasnya.

M. Riyani, Ketua Kelompok Tani di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan menjelaskan mengenai pentingnya pengelolaan air di lahan rawa. Pada lahan rawa lebak, salah satu unsur penting lain yang sangat berperan adalah air.

“Kemudian penggunaan varietas unggul pun menjadi penting untuk rawa lebak karena keberhasilan kegiatan yang tidak sebatas keberhasilan budidaya akan tetapi juga sampai dengan apakah pasar nantinya akan bersahabat dengan produksi yang dihasilkan,” jelasnya.(*)

Loading

Berita Terkait

BINUS @Medan Usung Konsep Global Digitalpreneur Campus untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
Meningkatkan Perekonomian Lokal, Gokomodo Apresiasi Agen Berprestasi di Kalimantan Barat
Panduan Mudah Membaca dan Memahami Altcoin Season Index
Banting Setir ke Copywriting: Perjalanan Kreativitas Mahasiswa Sistem Informasi di Dunia Digital
Pengertian Persetujuan Investasi dari BKPM: Langkah-Langkah Utama dan Persyaratan Bagi Investor di Indonesia
Mengapa Stablecoin Ripple USD (RLUSD) Jadi Game Changer bagi XRP?
Tips Agar Nilai Gadai Tas Mewah Menjadi Maksimal
Apa Yang Terjadi Jika Anda Tidak Memiliki Sertifikat PSE? Risiko bagi Bisnis yang Tidak Patuh

Berita Terkait

Rabu, 11 Desember 2024 - 22:54 WIB

BINUS @Medan Usung Konsep Global Digitalpreneur Campus untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Rabu, 11 Desember 2024 - 20:39 WIB

Meningkatkan Perekonomian Lokal, Gokomodo Apresiasi Agen Berprestasi di Kalimantan Barat

Rabu, 11 Desember 2024 - 18:23 WIB

Panduan Mudah Membaca dan Memahami Altcoin Season Index

Rabu, 11 Desember 2024 - 15:54 WIB

Banting Setir ke Copywriting: Perjalanan Kreativitas Mahasiswa Sistem Informasi di Dunia Digital

Rabu, 11 Desember 2024 - 15:20 WIB

Pengertian Persetujuan Investasi dari BKPM: Langkah-Langkah Utama dan Persyaratan Bagi Investor di Indonesia

Berita Terbaru

Ekonomi

Panduan Mudah Membaca dan Memahami Altcoin Season Index

Rabu, 11 Des 2024 - 18:23 WIB